elangelangelangelangelangelangelangelangelangelangelangelangelangelangelangelangelangelangelangelangelangelangelang

Rabu, 08 Maret 2017

Seekor Elang di pulau jawa

Ada seekor burung yang masih berumur tinggal disuatu perkampungan. Sejak dulu ia tinggal disitu dan jarang keluar dari kurungannya. Burung tersebut bernama elang jawa. selalu berkumpul dengan teman-temannya dari berbagai bangsa burung. ada bangsa ayam, itik, bebek, angsa, burung kutilang, burung perkutut, dan burung-burung lain. Anehnya ia merupakan satu-satunya dari bangsa elang jawa yang biasa disebut sebagai alap-alap. mungkin terlalu lama menginjakkan kakinya di kampung tersebut dan jarang keluar, sehingga ia disangka sebagai anak itik yang telah dewasa.
elang tersebut sangat pendiam dan jarang berkicau. selalu penyendiri dan muncul jika ia lapar dan mencari makan.

Pada suatu ketika ada berita tersebar akan munculnya para elang dari berbagai negara yang ingin berkunjung dan bercengkerama. 

Hiduplah banyak orang di kota belantara dengan nama raja hewan (singa). Kotanya yang aman, tenteram dan rukun. kotanya yang katanya banyak tumbuhan beton dan sungai hitam yang bisa dikendarai oleh hewan besi dan manusia. Para hewan yang jinak dan diam, hanya berkata bila disentuh. Bisa dijual, dimaki, diinjak, ditunggangi, diperas tenaganya namun hanya diam dan tidak berontak. Suaranya pun tidak bisa diartikan sesuatu hal. Sungainya mengering tak ada ikan dan hewan didalamnya, hanya berupa batu dan tanah liat. Jika hujan, airnya pun hanya lewat di permukaan dan mengalir lewat selokan. Udara yang dulunya sejuk sekarang menjadi panas. Orangnya yang dulu murah senyum sekarang hanya bisa mengernyitkan dahi bila melihatnya.

Konon menurut cerita orang jawa jaman dahulu, ada burung elang rajawali dari luar negeri, warnanya putih berseri-seri. Kepakannya membawa angin baru bagi makhluk lainnya, dia datang membawa pesan sekaligus sebagai pelawan terhadap kekerasan dan ketidak adilan. Seorang diri terbang dari awan putih dengan kepakannya yang tegas dan lugas. Asalnya memang dari daerah sini. Mungkin sedang melakukan pertapaan selama 30 tahun di atas awan. Tanda kedatangannya adanya halilintar berwarna putih pada siang hari tanpa adanya hujan atau mendung. Walau seorang diri, ia mampu mengatasi permasalahan kehidupan orang sekitar. Yang jadi pertanyaan adalah apakah ia seorang rupawan atau purnakawan yang hidup di atas untuk mengatasi polemik kehidupan di dunia ini.

Jika pada waktu malam kedatangannya, pastilah banyak terjadi lolongan singa yang sedang kelaparan mencari arah tujuan. Sang Rajawali merupakan seorang pertapa yang arif dan bijaksana. Seseorang yang sangat tidak suka memegang senjata dan tidak suka bertarung, tetapi sangat ngeri dan hebat dalam perlawanan. Jangan sampai ada yang berani memusuhi tanpa ada alasan yang jelas. Kekuatannya jelas tak tertandingi oleh siapapun. Terlihat biasa dan sederhana namun bisa luar biasa. Bajunya hanya satu pasang tapi sangat wangi walau dipakai tahunan. Kalau berjalan seperti orang terbang, kalau berlari seperti angin topan, kalau diam jangan menantang. Jelas ia bukan orang biasa dari perawakannya. Suka tersenyum dan tak banyak bicara, sopan santun jadi kebanggaannya. Kalau terbang jelas memiliki banyak arti, apakah ia pergi tak kembali, pergi untuk mengawasi atau untuk memerangi suatu hal. Janganlah diundang jika untuk sesuatu hal yang tidak perlu, karena ia akan pulang tanpa pesan, tanpa terbang dan tanpa terlihat oleh siapapun.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar